Pagi hingga malam hari
Ku duduk manis menantimu
Menanti datangnya mentari
Memberi cahaya dalam gelap
Cinta tulusku kukorbankan
Ku belajar untuk kuat dan tegar
Setegar karang dilautan
Seberapa besarpun hati ini menggebu tuk mampu
Seberapa besarpun jiwa ini selalu berkata bisa
Jika bintang-bintang sudah tidak dapat lagi menemani
Biarlah ku nikmati kesunyian ini
Jika puisi indah sudah tidak dapat lagi mewakili perasan ini
Biarlah ku nikmati kehampaan ini
Mungkin tetesan air mataku yang tulus akan lebih bermakna
Dari pada tawa penuh dusta
Jika berkenan..
Lihat saja rangkain prosa dalam raut wajahku
Karena aku tak pernah memakai cadar di hadapanmu
Tangismu adalah tangisku..
Dan tawamu adalah tawaku..
Aku mengenal kasihmu dengan sendiriku
Tanpa ada yang mengajari
Tanpa pula referensi & karenamu pula aku mengenal rindu
Yang ku yakini hingga riwayatku di telan bumi
0 komentar:
Posting Komentar